Jumat, 08 Februari 2013

Surat untuk Bapak...



Bapak, tiba-tiba malam ini saya rindu sekali sama bapak. Saya ingin bercerita tentang air mata yang tidak henti mengalir. Tentang rasa sakit yang membuat dada saya sesak. Tentang semua hal yang tak mampu saya ungkapkan namun yakin Bapak mampu memahaminya.
Pak, akhirnya kami menyerah. Ya, saya dan dia menyerah. Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa. Pun kepada mereka yang sedari awal tidak ingin kami bersama. Mungkin ini yang terbaik bagi kami berdua. Maaf sudah membuat Bapak kecewa. Saya tahu Bapak akan selalu mendukung semua keputusan saya meski seluruh dunia menentang.
Bapak, sendiri disini dengan segala luka rasanya sungguh berat. Saya butuh pelukan hangat untuk sekedar menenangkan. Saya rindu kalimat penyejuk dari Bapak yang menyuruh saya bersabar ketika mereka mencaci.
Doakan saya, Pak.
Doakan agar semua ini menjadikan saya lebih kuat dan bukan menjadi hancur karenanya.


7 Februari 2013, 1.14 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar